Senin, 19 Oktober 2009

TANDA TANDA CINTA

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” (QS. Al Baqarah: 165)

Cinta? Berjuta rasanya! Indahnya cinta tak terlukiskan di atas kanvas, tak dapat diuraikan dengan pena. Begitu kata kawula muda yang tengah dilanda virus cinta. Kekuatan cinta berjuta pula akibatnya. Cinta bisa menyatukan manusia sejagat, bisa juga menceraiberaikan. Cinta dapat menjadi penyembuh, tapi tidak sedikit yang dibuat sakit karenanya. Cinta bisa membuat orang tersenyum, tertawa, menangis, marah, benci, dendam, bahkan membuat orang berani mengorbankan nyawa. Itulah dahsyatnya kekuatan cinta!.

Namun yang akan saya uraikan disini bukanlah cinta sesama insan, melainkan cinta sejati! Cinta yang hakiki dan paling mulia diatas segala cinta di muka bumi ini, yaitu cinta pada Allah ‘Azza Wa Jalla.

“Salah seorang diantara kalian tidak akan beriman dengan sempurna sebelum menjadikan diriku lebih dicintai daripada anaknya, orangtuanya, dan seluruh manusia.” (HR. Buchori-Muslim)

Apa sih Cinta itu?

Cinta adalah suatu perasaan yang tumbuh berkmbang dan hidup bersemi dalam sanubari seseorang yang dilandasi dari kekagumannya, sehingga timbul keinginannya untuk menyayangi, memiliki serta mengikuti segala kehendaknya dan untuk mendapatkannya memerlukan pengorbanan.

Bagaimanakah tanda-tanda cinta kepada Allah? Sebelumnya mari kita buka kembali memori kita pada masa-masa muda, ketika virus cinta menyerang kita, maka kita akan mengetahui tanda-tanda cinta, diantaranya:

1. Kagum.

Biasanya cinta berawal dari pandangan mata yang menimbulkan rasa kagum. Kekaguman kita kepada Allah dapat timbul dari cara memandang ciptaan-Nya. Tak usah jauh-jauh mencari sesuatu yang dapat kita kagumi. Cobalah anda bercermin, maka anda akan melihat begitu banyak kehebatan dan kekuasaan Allah SWT dihadapan anda. Mata misalnya, baru melihat bentuknya saja kita sudah takjub! Apalagi dengan kehebatan daya fungsinya! Belum lagi hidung, mulut, telinga, dan lain sebagainya. Subhanallah!!! Hanya pada selebar wajah saja, kita sudah dapat melihat berjuta kehebatan sang Maha Pencipta yang dapat membuat kita terkagum-kagum dibuatnya. Maka kalau kita cinta kepada Allah sangatlah logis, karena Allah memang sangat membuat kita terkagum-kagum kepada-Nya.

2. Ingin mengenal.

Ketika kita kagum kepada seseorang, akan timbul keinginan untuk mengenal siapa dia? Lalu setelah kita mengenalnya dan kekaguman kian bertambah pasti ada rasa ingin dekat dengannya, disitulah cinta mulai bersemi.

Begitu pula kekaguman kita pada ciptaan Allah, yang menggugah rasa ingin tahu kita akan kebesaran-Nya hendaknya dapat menimbulkan keinginan untuk mengenal siapa Allahu Robbi.

3. Selalu mengingat dan menyebut namanya.

Saya ingat ketika remaja dulu, saat saya falling ini love, saya suka bersenandung “Mau makan, ingat kamu, mau tidur, ingat kamu…dst” Begitulah kira-kira lagunya. Nah, kecintaan kita kepada Allah SWT pun seharusnya membuat kita selalu ingat kepada-Nya, berdzikir kepada-Nya. Ketika kita mau makan ingat Allah, sebut nama Allah. Mau tidur ingat Allah berdoa dengan menyebut asma Allah. Apapun aktivitas yang akan kita lakukan ingatan kepada Allah senantiasa melekat di benak kita sehingga mulut ini tak lepas menyebut nama-Nya.

Dan cinta kita kepada Allah tidaklah seperti orang yang bertepuk sebelah tangan, karena Allah selalu membalas lebih pada hambaNya, begitu pula bila kita mencintai Allah, maka Allah akan lebih cinta kepada kita.

Dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah :

“Barang siapa mencintai Allah Ta’ala, maka ia harus banyak mengingat Allah. Sedangkan buah cintanya kepada Allah adalah bahwa Allah akan mengingatnya dengan memberikan rahmat dan pengampunan-Nya serta memasukkannya kedalam surga bersama para nabi dan wali-Nya. Dan dimulyakannya dengan melihat keindahan-Nya.” (Dalam Kitab Al Gami’ Shogier)

4. Rindu bertemu dan berdialog.

Siapa sih yang tidak pernah merasa rindu pada orang yang dicintai? Demikian pula kecintaan kita kepada Allah tentulah akan menimbulkan kerinduan kita kepada-Nya untuk bertemu dan berdialog. Dan salah satu media yang dapat kita jadikan sebagai wasilah untuk berdialog kepada Allah adalah Sholat, sebagaimana Sabda Rasulullah :

“Sholat itu adalah Mi’rajnya orang-orang yang beriman kepada Allah” (HR. Imam Ahmad)

Orang yang cinta kepada Allah tidak akan pernah melewatkan begitu saja waktu-waktu shalat, bahkan akan menambah kuantitasnya dengan melaksanakan sholat-sholat sunat, terutama Qiyamullail., karena itulah saat-saat ‘open house’ Allah dengan hamba-Nya.

5. Rela diatur dan takut murkanya.

Orang yang sangat mencintai pasangan hidupnya biasanya akan mau diatur oleh pasangannya. Apa saja yang dilarang atau diperintahkan selalu dituruti tanpa banyak protes, karena takut menimbulkan kemarahan yang berakibat putusnya hubungan.

Cinta kepada Allah hendaknya membuat kita takut akan kemarahan-Nya, takut Azab-Nya dan takut Allah memutuskan rahmat-Nya. Sehingga kita ikhlas dan rela diatur Alllah dengan sagala perintah dan larangan-Nya, kemudian dengan sekuat tenaga dan daya upaya berusaha melaksanakan segala aturan Allah SWT

6. Penuh harap dan berserah diri padanya.

Betapa kita selalu berharap mendapatkan yang terbaik dari orang yang kita cintai. Bila kadar cinta bertambah besar kita pun rela menyerahkan hati dan diri.

Begitu pun cinta kepada Allah, kita selalu berharap Allah mencintai kita, mengabulkan doa-doa kita dan mengharap rahmat Allah senantiasa tercurah kepada kita. Dengan demikian kita akan selalu menambah amal ibadah dan berserah diri sepenuhnya pada kehendak-Nya untuk meraih cinta-Nya.

“Bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati.” (QS. Al Baqarah: 112)

7. Rela berkorban dan berjihad di jalannya.

Cinta kepada siapapun biasanya akan membuat kita rela melakukan pengorbanan, baik itu materi, tenaga, atau waktu. Apakah cinta kita kepada Allah sudah membuat kita rela berkorban? Apakah kita sudah ikhlas meluangkan waktu kita untuk berdiri menghadap Allah di tengah kesibukan kita? Sudah ikhlaskah kita mengeluarkan 2,5 % dari rezeki yang kita terima dari-Nya? Dan relakah kita melepas kesenangan karena Allah melarangnya? Itu hanyalah bagian terkecil dari pengorbanan kita kepada Allah. Sedang berkorban yang sesungguhnya kepada Allah adalah berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa.

Demikianlah tanda-tanda kecintaan kita kepada Allah. Tentunya masih banyak lagi tanda-tanda kecintaan kita kepada Allah bila kita mau menggalinya, walaupun saya memberikan perbandingan dengan kecintaan kita kepada seseorang, namun cinta kita kepada Allah hendaklah melebihi cinta kita kepada apa dan siapapun di muka bumi ini. Sebagaimana firman Allah:

“Katakanlah; “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan kepetusannya-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At Taubah: 24)

Wallahul muwafik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar